Baik Golkar maupun Demokrat, hingga saat ini dikabarkan sudah menyiapkan figur tertentu yang bakal berlawanan di 13 kabupaten/kota, meski belum ditetapkan secara resmi. Di Takalar, yang memulai pilkada tahun ini,Burhanuddin Baharuddin menguat mengendarai Partai Golkar.Sementara Wakil Bupati Andi Makmur Sadda disebut-sebut didukung Demokrat.
Di Bone,Demokrat menyiapkan Wakil Bupati Said Pabokori dan Golkar antara Andi Fashar Padjangangi serta Andi Irsan Galigo. Begitupun di Luwu,masingmasing menjagokan ketuanya. Andi Mudzakkar di Golkar,dan Syukur Bijak di Demokrat. Di Pinrang, Demokrat mengunggulkan Andi Irwan Hamid, dan Golkar antara incumbent Andi Aslam Patonangi, dan Ketua DPD II Golkar Pinrang Abdi Baramuli.
Golkar kontra Demokrat juga memungkinkan terjadi di Sidrap. Golkar hampir dipastikan mengusung incumbent Rusdi Masse dan Demokrat menyiapkan kadernya Andi Insan P Tanri, yang tak lain menantu mantan mantan Bupati Sidrap Andi Ranggong. Di Parepare, meski masih dinamis namun dua partai ini juga dianggap sulit berkoalisi.Begitupun di Pilkada Wajo, Makassar, Enrekang, Jeneponto, Palopo, Sinjai, dan Bantaeng.
Golkar dan Demokrat juga sudah dikait-kaitkan beberapa kandidat yang menguat maju berlawanan. Direktur Insert Institute Muhammad Aris mengatakan, sulit menyatukan dua kekuatan partai besar ini akibat terjadinya persaingan di Pilgub Sulsel antara incumbent Syahrul Yasin Limpo (Golkar) dan Ilham Arief Sirajuddin (Demokrat).
“Semua calon bupati/wali kota yang ingin mengendarai Golkar tentu mereka siap memenangkan Syahrul. Begitupun yang mengincar Demokrat, konsekuensinya harus mendukung Ilham.Dan tidak mungkin,satu dari partai ini akan mendukung calon yang berseberangan di pilgub,”urai Aris kepada SINDO di Makassar,kemarin.
Selain alasan itu, baik Golkar maupun Demokrat sama-sama mengincar kemenangan di pemilu legislatif 2014 mendatang. Sehingga rivalitas mesin politik partainya di semua tingkatan sulit disatukan.“ Sekarang sudah nampak, mana kandidat yang ingin bekerja untuk Golkar, dan figur yang dekat di Demokrat. Jadi mereka memang sudah terkotakkan dengan rivalitas antara Syahrul dan Ilham di pilgub,” tambah Aris.
Terkait peluang berlawanan itu,Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel,Andi Yagkin Padjalangi, menguraikan, bila penentuan usungan partainya sangat objektif dengan pendekatan survei yang memungkinkan memberikan rekomendasi di luar internal Golkar. Menurut dia, meski memegang peranan penting di struktur partai, bila hasil surveinya tidak memungkinkan menang, maka tetap saja memberikan kesempatan ke figur yang tingkat elektabilitasnya sangat berpeluang menang.
“Tergantung nanti hasil survei yang dilakukan DPP Golkar.Itu yang kita jadikan acuan menentukan siapa figur yang layak diusung,”paparYagkin. Sekadar diketahui, dari 11 Pilkada 2010 di Sulsel, Golkar dan Demokrat hanya berkoalisi di Pilkada Gowa yang mengusung incumbent Ichsan Yasin Limpo.Namun hasilnya saat itu, kemenangan Golkar lebih dominan. (arif saleh)